Film Ini Menghancurkan Karir Sang Aktor ?
Membintangi film Hollywood adalah suatu Impian bagi seorang aktor. Bila sudah sampai ke Hollywood hampir dipastikan banyak tawaran film besar yang akan membanjiri sang aktor. Akan tetapi bagaimana bila sang aktor sudah diberi kesempatan bermain & filmnya gagal serta lebih bahaya lagi, filmnya langsung menghancurkan karirnya ? Menurut saya, berikut adalah 3 contoh film yang mampu menghancurkan karir seorang aktor.
![]() |
Sumber : https://pixabay.com/id/photos/artis-jalanan-pinggiran-edinburgh-870113/ |
1. Jake Llod/Star Wars Episode I (1999)
Waralaba Star Wars merupakan sebuah waralaba legend yang bertahan sampai sekarang. Sudah banyak film/serial yang dirilis mulai tahun 80an sampai saat ini (2023). Tentunya dengan waralaba yang sangat besar ini, pastinya akan ada jutaan fans di seluruh dunia yang setia untuk menonton film/serialnya , Baik Serial maupun Filmnya akan menjadi sebuah magnet tersendiri bagi kritikus & fans untuk mencurahkan kepuasan/kekecewaan setelah menonton.
Star Wars I : Phantom Of Menace adalah bagian dari universe Star Wars yang dirilis pada tahun 1999. Film ini bercerita mengenai kejadian sebelum Film Star Wars IV terjadi, jadi bisa dikatakan ini adalah film prekuel pertama yang dirilis oleh Waralaba Star Wars. Dengan kesuksesan yang sangat tinggi di film sebelumnya, tentunya semua orang akan berharap film ini bisa melampaui atau menimal sama dengan kualitas film sebelumnya. Namun sayangnya dengan harapan yang sangat tinggi dari film ini, ternyata presentasi dari filmnya tidak sesuai dengan harapan dari kritikus maupun fans besarnya.
Dari segi pendapatan, sebenarnya Film Star Wars I sukses besar dengan menghasilkan pendapatan kotor senilai $1027 juta. Namun dengan kesuksesan secara finansial, tidak serta merta berhasil mendapat pujian baik dari kritikus & fans setianya. Salah satu orang yang mendapat hujatan & penilain buruk adalah Jake Llyod yang berperan sebagai anakin skywalker. Jake Llyod tidak bisa memenuhi harapan tentang karakter anakin yang diinginkan oleh fans, padahal untuk mendapatkan peran ini, ia harus mengalahkan sebanyak 3000 aktor cilik yang waktu itu ikut dalam casting peran ini. Tidak hanya itu, Jake Llod sampai di bully disekolahnya, dalam sebuah wawancara pada tahun 2012 ia pernah mengatakan "rasanya seperti di neraka, anak-anak lain sangat jahat kepada saya. Mereka selalu membuat suara-suara seperti lightsaber saat saya ada di dekat mereka. Sungguh gila".
Selang beberapa waktu setelah filmnya tayang, sudah tidak ada lagi studio atau produser yang menawarkan Jake Lloyd untuk berperan di film besar. Film terakhirnya adalah film berjudul Madison yang dirilis pada tahun 2001. Di film tersebut, ia berperan sebagai karakter bernama Mike McCormick, Sayangnya film Madison juga tidak bisa mendongkrak namanya kembali & mengalami kerugian, dengan biaya pembuatan sebesar $13,5 juta film ini hanya mendapatkan keuntungan kotor $517 ribu atau rugi sebesar $12,9 juta. Saat ini ia sudah tidak aktif di dunia perfileman & pada tahun 2015 Jake Llyod pernah masuk penjara karena mengemudi dengan kecepatan 160 km/jam serta tidak memiliki sim, ia juga pernah mengidap penyakit gangguan kejiawaan & masuk ke rumah sakit jiwa selama beberapa hari di tahun yang sama (2015).
2. Sean Connery / The League of Extraordinary Gentlemen (2003)
Sean Connery adalah aktor terkenal pada masanya & sukses membintangi 7 film James bond dari tahun 60-80an. Karir beliau dimulai dari tahun 1954 ketika ia memerankan tokoh bernama Joe Brasted di serial TV berjudul Dixon Of Dock Green. Semenjak itu beliau terus bermain di berbagai film besar seperti di film Murder On The Orient Express (1974), The Untouchables (1987), Indiana Jones and the Last Crusade (1989) & masih banyak lagi. Namun di penghujung karirnya, Film The League Of Extraordinary Gentlemen menjadi karya terakhir yang ia mainkan. Film ini menjadi film dengan pendapatan yang paling rendah & banyak dihujat kritikus sehingga hanya memiliki rating 17 di Rotten & 5,8 di IMDB. Film ini seakan-akan menodai pencapaian film-film Sean yang sebelumnya sukses baik secara pendapatan maupun reviewnya. Sean pernah menyatakan menyesal membintangi film ini & akhirnya memutuskan untuk pensiun setelah 3 tahun film ini dirilis.
Untuk mendatangkan Sean Connery, perusahaan 20 Century Fox harus merogoh kocek yang sangat besar sebanyak $17 juta atau setara dengan 246 milyar, usaha ini dilakukan untuk memastikan bahwa film ini berada di aktor yang tepat. Dengan biaya yang sudah terlalu besar untuk mendatangkan Sean, nyatanya hal ini menjadi berat sebelah karena pihak studio sudah tidak terlalu berambisi dengan hal lain, Ujung-ujungnya selain Sean, semua biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya film ini harus dipangkas. Meskipun demikian, total biaya yang harus dikeluarkan masih cukup besar yaitu $78 juta atau 1,1 Triliun, ini merupakan angka yang cukup fantastis pada waktu itu.
Masalah teknis juga menghantui dalam pembuatan film ini, Dalam hal yang berkaitan dengan pekerjaan ternyata Sean memiliki hubungan yang kurang harmonis baik dengan pemeran lainnya serta sutradara film ini yaitu Stephen Norrington. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat potensi aktor dalam berakting di film ini menjadi tidak maksimal. Jadi bisa disimpulkan dengan biaya 1,1 Triliun & mendatangkan Sean Connery film ini menghasilkan sebuah film Superhero yang merugi di pasaran serta langsung terlupakan oleh orang. Bila dibandingkan dengan film Superhero di tahun yang sama (2003) mungkin kalian akan lebih kenal dengan Superhero berjudul Daredevil/Hulk.
Dengan hasil filmnya yang jeblok di pasaran Sean Connery memang membuktikan perkatannya untuk pensiun. Seteleh film ini rilis, beliau hanya berperan menjadi pengisi suara di film & game dengan jeda waktu yang lama. Karya beliau terakhir adalah menjadi pengisi suara di film animasi berjudul Sir Billy tahun 2012. Sean Connery menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 30 November 2022 pada saat beliau sedang tidur karena gagal jantung. Gagal jantung yang dialami olehnya disebabkan karena penyakit Pneumonia.
Aktris ini adalah orang yang membintangi salah satu komedi situasi/sitkom terbaik pada era 80-90an berjudul Saved by The Bell. Dari akting yang ia mainkan, ia mampu menjadi salah satu bintang remaja tersukses di tahun 90an. Aktris ini bernama Elizabeth Berkley. Hampir semua orang di benua eropa & amerika menjadi fans Elizabeth, banyak orang yang mengira ia akan menjadi artis terkenal & mampu bersaing dengan artis-artis hollywood seperti Demi Moore, Jeniver Aniston, Claire Danes, Alicia Silvertone, Camaron Diaz, Nicole Kidman, dll.
Atas kesuksesanya sebagai bintang remaja, ternyata Elizabeth merasa ada sebuah beban menganjal & melekat di dirinya, Elizabeth dicap sebagai aktris "remaja", atau bisa dikatakan Elizabeth hanya cocok berperan sebagai cewek remaja saja. Pada tahun 1995 ia ingin mematahkan label sebagai aktris "remaja" dengan menerima tawaran film bertema dewasa berjudul Showgirls. Elizabeth menerima tawaran ini karena ia yakin film ini akan sukses & mampu mengubah persepsi orang terhadapnya. Disamping itu, hal yang menambah keyakinan Elizabeth adalah, Film ini diproduseri oleh Paul Verhoeven yaitu seorang produser besar di Hollywood yang sudah menciptakan banyak film sukses dari berbagai genre seperti Robocop (1987), Total Recall (1990), & Basic Insting (1992).
Nah film Showgirls ini sebenarnya merupakan proyek besar lanjutan Paul Verhoeven setelah ia mengguncang dunia perfileman dengan film berjudul Basic Insting. Basic Insting merupakan film bertema mysteri, thriller, yang dipadukan dengan unsur seksual yang berani & vulgar. Pada tahun 90an sangat jarang film dengan tema tersebut yang mengalami kesuksesan. Paul Verhoeven ingin membuat film bertema sejenis untuk mengulangi kesuksesannya. Maka dari itu dibuatlah film Showgirls yang secara teori bisa dikatakan bahwa film ini akan sukses dibawah naungan Paul Verhoven "Sang Produser Hollywod" & artis Elizabeth Berkley"Sang Bintang Remaja".
Film ini mungkin bisa menjadi bukti bahwa terkadang teori & fakta merupakan 2 hal yang berbeda serta tidak selaju berjalan di jalan yang sama. Dengan persiapan yang matang & menggunakan anggaran yang besar yaitu $45 juta hanya untuk sebuah film dengan genre drama dewasa, atau bahkan mengalahkan biaya untuk pembuatan film action , ternyata film ini malah flop dipasaran & hanya meraih pendapatan kotor sebanyak $20 juta, sehingga film inipun merugi hampir $25 Juta. Dari sisi penonton & kritikus juga film ini mendapatkan kritikan yang pedas, banyak kritikus menilai jika film ini masuk kedalam jajaran kelas B movie yang kualitasnya jauh dibawah standar film Hollywood. Film ini juga meraih 13 nominasi penghargaan dari Razzie Award. Bagi yang belum mengetahui, Razzie Award adalah suatu penghargaan yang ditujukan untuk film-film terburuk/terjelek yang pernah dibuat berdasarkan tahun pembuatan. Jadi bisa disimpulkan film ini adalah film termahal tahun 90an yang pernah mendapatkan penghargaan Razzie Award.
Setelah memerankan film ini, apa yang dibayangkan banyak orang pada waktu itu ternyata tidak menjadi kenyataan, Elizabeth memang masih bekerja di dunia perfileman, namun karirnya menjadi meredup & tidak bisa bersinar seperti aktris-aktris terkenal Hollywood. Berdasarkan situs IMDB, sampai dengan tahun 2021 Elizabeth lebih banyak bermain di film dengan budget kecil & juga serial televisi. Karya terakhirnya adalah remake dari serial yang sudah melambungkan namanya berjudul Save the bell yang dirilis di streaming TV dari tahun 2020-2021.
Kesimpulanya adalah, 3 film ini mau tidak mau menjadi salah satu penyebab kehancuran karir salah satu aktor yang bermain di dalamanya,walaupun mungkin film ini bukan menjadi faktor utama atas kehancuran karir sang aktor. Kalian setuju dengan kesimpulan yang saya sampaikan? Jadi menurut kalian siapa yang salah ya gaeees, aktornya yang asal nerima tawaran film, atau memang sang aktor sedang sial saja sehingga banyak dihujat orang?
Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat
Thanks
Posting Komentar untuk "Film Ini Menghancurkan Karir Sang Aktor ?"